20 November 2008

Turbin gas



Investigasi ke pembangkit, ada minor inspection pada turbin gas . banyak terjadi Pitting thermal corrosion pada bagian turbinnya.. buat tugas akhir kayaknya cocok nie.. he.he. cuma yo itu tadi, materialnya da di dalam turbin gas dan gak boleh di ambil.. jadi ambil tes replika aja, tes ini mirip tes metalografi, cuma kita mengambil sampelnya tanpa memotong bagian specimen, hanya mengelupas sampai ke material dasar, lalu di gosok hingga mengkilap sperti kaca, baru di beri larutan etsa dan di tempelkan film untuk mengambil cetakan struktur mikronya..


karena bekerja pada suhu tinggi, beban kerja turbin berat, bahan yang di pake harus campurna super, super alloy, banyak yang berupa paduan nikel atau kobalt, misal,incoloy 901,Hasteloy X,Waspaloy,. untuk cobalt base bisa memakai MAR-M 509,FSX-414 atau X-45

retak dan korosi itu  bisa karena operasi. karena di operasikan di lingkungan dekat laut, udara yang digunakan banyak mengandung ion Natrium dan Clorida , jika di tambah lagi dengan debu-debu, makin banyak lagi yang menyebabkan kerusakan,karena debu-debu tersebut bisa menyebabkan pengikisan pada bagian-bagian turbin, terutama blade, dengan akibat pengikisan itu, lapisan coating pada blade menjadi berkurang, bahkan mungkin berlubang, di tambah dengan suhu panas, menyerang pada bagian yang berlubang itu. karena konsentrasi panas pada satu bagian dan tidak merata, pemuaian terjadi dan bisa terjadi crack.

Kualitas bahan bakar juga bisa jadi sumber masalah. Pada PLTG yang seharusnya menggunakan gas untuk bahan yang dibakar guna menggerakkan turbin, digunakan minyak solar (HSD) untuk bahan bakarnya. Kualitas bahan bakar belum tentu baik, karena mungkin saja mengandung bahan-bahan lain seperti Natrium dan Kalsium serta bahan-bahan lainnya, yang akan menambah kadar ion tersebut dalam gas yang melalui turbin, sehingga proses korosi semakin cepat terjadi.

Pola operasi pembangkit juga bisa jadi sumber permasalahan. Karena pembangkit operasinya yang tidak full 24 jam, maka kadang harus start dan stop. Ketika harus membangkitkan daya sekian Mw, pembangkit langsung operasi dan dalam hitungan menit, lebih kurang 6 menit dah sinkron dengan jaringan. Setelah beban puncak terlewati, beban harus di turunkan, bahkan mungkin harus dimatikan, jadi mesin menjadi dingin kembali. Lha turbin yang sudah panas  harus di dinginkan lagi, bisa mengakibatkan thermal stress, kalo pola operasi seperti itu terus, material yang harus memuai-mengkerut  bisa membuat retak yang semula kecil bisa menjalar sehingga meluas. 

Dalam satu tahun, ada batasan berapa jam mesin ini harus beroperasi, namun dengan pola operasi begitu, dalam waktu satu tahun mungkin jumlah jam operasinya akan lebih banyak. So. maintenancenya harus benar-benar diperhatikan.

Tidak ada komentar: